Assalamu'alaikum Wr Wb

Pelajarilah ILMU, mempelajarinya karena Allah adalah KHASYAH, Menuntutnya adalah IBADAH, mempelajarinya adalah TASBIH, mencarinya adalah JIHAD, Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah SHADAQAH, menyerahkan kepada ahlinya adalah TAQARRUB. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian.

Wa'alaikumsalam Wr Wb


Minggu, 18 April 2010

HIDUP adalah KESEMPATAN & PILIHAN

Selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak. Sahabat, tiap pilihan selalu ada resiko yang mengiringinya. Namun jangan sampai ketakutan, keraguan dan kebimbangan, menghentikan langkah kita.

Cerita Motivasi tentang Kesempatan Hidup

Di sebuah ladang yang subur, terdapat 2 buah bibit tanaman yang terhampar. Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku sangat dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, serta kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.”

Dan bibit yang pertama inipun tumbuh, makin menjulang.


Bibit yang kedua bergumam. “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”
Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.
Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan memakannya segera.
-----------------------



Sikap OPTIMIS dlm Menjalani Hidup

1). Menjadi optimis itu perlu belajar (learning). Learning adalah memperbaiki diri atau mengubah diri melalui serangkaian praktek yang kita lakukan. Artinya, jika kita ingin menjadi orang yang optimis , maka yang perlu kita lakukan adalah mengubah diri. Syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah mengubah isi pikiran, mengubah isi keyakinan, mengubah tindakan, mengubah kebiasaan, mengubah karakter, dan mengubah pandangan. Dan salah satu cara untuk mengubah itu semua adalah masuk dalam lingkungan orang-orang yang berpandangan positif atau bisa menerima masukan positif, membaca buku yang bisa mencerahkan diri kita, melakukan berbagai hal yang dapat mengubah pemahaman kita.




2). Perlu manajemen batin yang bagus. Kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi orang yang optimis adalah bisa memberi toleransi atas kenyataan yang terkadang brutal namun tetap berusaha untuk memperbaiki keadaan. Berdasarkan survey Dr. Susan Vaughan, orang yang optimis mempunyai kemampuan dalam menghadapi kenyataan hidup yang ekstrim. Mereka umumnya adalah orang yang tangguh dalam menghadapi hidup. Mereka sudah memperbaiki kemampuannya dalam menyiasati kejadian buruk yang tidak diinginkan. Mereka menjadi optimis bukan karena pembawaan dari lahir, tetapi mereka menjadi orang optimis karena memeperbaiki batinnya dalam menghadapi kenyataan hidup.



3). Diperlukan filter pandangan. Kenyataan hidup ini selalu menawarkan 2 sisi yang bisa kita pilih. Ada sisi peluang dan ada sisi ancaman. Ada sisi positif dan ada sisi negatif. Ada sisi gelap dan ada sisi terang, dst. Orang yang optimis memilih untuk melihat sisi yang positif, sisi yang cerah, dan sisi-sisi yang dapat ia jadikan dorongan untuk melakukan hal-hal positif. Mereka memilih “half full”, mereka memilih “there is an opportunity here now” , dst. Untuk bisa memilih sisi-sisi yang positif ini tentu dibutuhkan upaya untuk mencerahkan diri atau membuka pintu pencerahan.



4). Orang yang optimis terkadang berpikir bahwa menjadi orang pesisimis itu ada alasan yang benar juga. Tetapi mereka sadar bahwa dengan menjadi optimis jauh lebih bermanfaat ketimbang menjadi orang yang pesisimis. Kenapa? Salah satu alasannya adalah energi. Meski kita punya alasan yang benar untuk menjadi orang pesimis, tetapi biasanya energi yang keluar adalah energi negatif. Maksudnya, kita tidak terdorong melakuakan hal-hal positif demi mewujudkan keinginan. Ini beda ketika kita tetap optimis. Meskipun tidak mengubah kenyataan seketika, tetapi kita punya dorongan untuk melakukan hal-hal positif.



5). Orang yang optimis melihat kenyataan sebagai sesuatu yang sementara. Sebaliknya, orang yang pesimis cenderung melihat kenyataan sebagai sebuah keabadian. Karena itu kita diajarkan untuk menjalani hidup ini seperti orang yang sedang berjalan (musafir), bukan seperti orang yang mendiami terminal. Musafir artinya kita tidak pernah berpikir dan meyakini bahwa nasib kita hari ini adalah sesuatu yang final. Musafir artinya kita terus merencanakan sasaran baru. Musafir artinya menjalani hidup secara dinamis.



6). Menjadi orang optimis saja memang tidak cukup untuk meraih prestasi yang kita inginkan. Prestasi terkait dengan apa yang kita lakukan. Tetapi untuk melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan prestasi dibutuhkan energi yang mendorong kita untuk melakukan itu. Optimisme adalah energi pendorong. Optimisme merupakan fasilitas untuk mengasah kecerdasan emosional.



7). Orang yang optimis memiliki kehidupan yang jauh lebih bagus. Orang optimis jauh dari berbagai kekacauan dan kerusakan emosi (emotional damage) seperti stress atau depresi.



8). Esensi dari optimisme bukanlah kebahagiaan. Esensi menjadi orang yang optimis adalah agar kita tidak mudah dibuat menjadi orang yang semakin lebih buruk oleh kenyataan yang sedang memburuk. Karena itu, ada pandangan yang mengatakan bahwa membersihkan diri dari pandangan-pandangan yang pesimis itu jauh lebih perlu diutamakan ketimbang berusaha menjadi orang yang optimis.



9). Optimisme dan pesimisme adalah hasil dari sebuah proses tentang bagaimana kita mempersepsikan sesuatu dan feedback dari persepsi itu. Ketika kita menciptakan pandangan yang optimis, maka pantulan yang kembali pada kita adalah fakta2 atau peristiwa dan alasan yang kita butuhkan untuk menjadi orang optimis. Sebaliknya, ketika kita menciptakan pikiran negatif dan pesimis, maka seringkali pantulan yang muncul adalah pantulan yang negatif.


“Bukalah setiap pintu kesempatan yang datang mengetuk, sebab, siapa tahu, pintu itu tak mengetuk dua kali.”





*) dikutip dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: