“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (Sabda Rasulullah SAW, HR Muslim).
Banyak sekali di antara manusia yang suka berbicara hanya sekadar agar dianggap pintar. Banyak juga yang suka mengumbar kata-kata hanya sekadar menunjukkan eksistensi atau keberadaan diri. Bahkan tak sedikit yang memilih banyak omong dengan alasan agar dunia tak sepi. Jadi daripada saling diam, orang tipe ini berusaha memancing pembicaraan agar suasana hangat dan cair.
Tidak salah memang dengan semua alasan di atas. Namun satu hal yang patut diingat bahwa setiap kata-kata yang sudah keluar dari mulut, akan sulit sekali untuk menariknya kembali. Betapa banyak orang yang terluka hatinya karena kata-kata. Betapa banyak juga suami istri bertengkar dan cerai karena kata-kata. Dua orang yang bersahabat bisa bermusuhan juga karena kata-kata. Bahkan sebuah peperangan bisa terjadi karena kata-kata yang dikeluarkan oleh lidah tak bertulang ini.
Salah satu kunci pintu surga dan neraka juga berasal dari kata-kata. Ketika kita mengucapkan sebuah kebaikan, hal itu akan menjadi catatan bagi amal kita kelak di akhirat. Kita tak akan pernah tahu seberapa berat timbangan kata-kata itu nanti di yaumul hisab. Begitu juga ketika kita mengucapkan kata-kata bernada canda namun mengandung kebohongan di sana. Bukan tidak mungkin kata-kata yang terlihat sepele ini akan menjerumuskan kita ke dasar neraka, na’udzubillah.
...Salah satu kunci pintu surga dan neraka juga berasal dari kata-kata. Ketika kita mengucapkan sebuah kebaikan, hal itu akan menjadi catatan bagi amal kita kelak di akhirat...
Rasulullah bersabda, “Sungguh seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi maka dia terjatuh dalam neraka Jahanam.
”Rasulullah bersabda, “Sungguh seorang hamba apabila berbicara dengan satu kalimat yang tidak benar hal itu menggelincirkan dia ke dalam neraka yang lebih jauh antara timur dan barat.”
Marilah kita renungkan sabda Rasul tercinta di atas. Jangan hanya karena berniat bercanda, kita jadi kebablasan. Bohong, memperolok teman atau bahkan mempermainkan ayat-ayat Allah jadi kebiasaan. Jangan sampai deh. Lebih baik apa yang keluar dari lisan kita adalah hal-hal yang baik. Apabila kita sulit melakukannya, maka DIAM adalah pilihan.
Bukankah Allah menciptakan satu mulut dan dua telinga adalah agar kita lebih banyak mendengar daripada berbicara? Karena sungguh, setiap apa yang keluar dari lisan kita adalah kendaraan yang akan membawa pemiliknya ke surga ataukah neraka. Banyak di antara anak muda yang bercanda kelewat batas hingga tanpa sadar bahwa setiap kata adalah doa. Jadi sebelum menyesal, yuk jaga lisan kita dari hal-hal yang tak bermanfaat. Dibiasakan sedari remaja, akan menjadi karakter ketika dewasa, insya Allah ^_^ [voaislam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar