Assalamu'alaikum Wr Wb

Pelajarilah ILMU, mempelajarinya karena Allah adalah KHASYAH, Menuntutnya adalah IBADAH, mempelajarinya adalah TASBIH, mencarinya adalah JIHAD, Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah SHADAQAH, menyerahkan kepada ahlinya adalah TAQARRUB. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian.

Wa'alaikumsalam Wr Wb


Sabtu, 08 Mei 2010

~ IKHLAS ~



Ikhlas adalah memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. dari berbagai tendensi pribadi. Ada juga yang berpendapat bahwa Ikhlas adalah merefleksikan tujuan semata hanya kepada Allah SWT.

Ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya suatu amal shalih yang sesuai dengan Sunnah Rasulullah SAW, sebagai mana Firman Allah : "Dan tidaklah mereka disuruh kecuali agar mereka menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus...." (QS. Al-Bayyinah (98): 5)

Dari Umamah radhiyallahu 'anhu., dia mengatakan: bahwa telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah dan bertanya : "Apakah pendapat tuan tentang seseorang yang berperang dengan tujuan mencari pahala dan popularitas diri, dan kelak apa yang ia dapatkan ?" Rasulullah SAW. menjawab: "Ia tidak mendapatkan apa-apa". Kemudian Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal perbuatan kecuali yang murni dan hanya mengharapkan Ridlo-Nya". (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)

Dari Abu Sa’id Al-Khudry radhiyallahu 'anhu., dari Nabi , beliau bersabda ketika menunaikan Haji Wada’ : "Semoga Allah menjadikan baik orang yang mendengar ucapanku lalu memahaminya, sebab banyak orang yang menyampaikan ilmu (memahami agama) tetapi ia bukan seorang yang faqih (memahami esensinya).

Tiga perkara yang menjadikan hati seorang mukmin tidak akan menjadi pengkhianat :

-Ikhlas beramal karena Allah,
-Memberikan nasihat yang baik kepada pemimpin kaum muslimin, dan..
-Senantiasa komitmen terhadap jama’ah". (HR. Al-Bazaar , HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya)

Dengan berpegang teguh pada tiga perkara ini, menjadikan hati menjadi lebih sejuk dan shalih. Barangsiapa menjadikan menjadikan hal itu menjadi perilakunya, maka sucilah hati dan jiwanya serta jauh dari sifat khianat, dengki juga dzalim.

Seseorang tidak akan terlepas dan selamat dari syaitan, kecuali dengan berlaku ikhlas dalam segala hal. Iblis sendiri telah mengatakan (semoga laknat Allah atasnya) sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an : "Iblis berkata : Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka". (QS. Shaad (38): 82-83)

Setiap bagian dari perkara duniawi yang sudah mencemari amal kebaikan, --sedikit ataupun banyak--, dan apabila hati kita bergantung dan condong kepadanya, maka kemurnian amal itu ternoda dan hilanglah keikhlasannya. Pada umumnya manusia selalu terpaku dengan perkara-perkara yang bersifat kebendaan (materi) di dunia yang fana ini. Sebagaimana dikatakan oleh seorang yang shalih : "Barangsiapa melakukan satu menit saja dari umurnya untuk berbuat ikhlas hanya kepada Allah, maka selamatlah ia". 

Dikatakan demikian itu adalah karena berbuat ikhlas sangat berat dan sulit bagi kita untuk membersihkan hati dari hal-hal yang mengotori kemurniannya. Karenanya, ikhlas adalah mensucikan hati dari segala hal kekotoran dan tidak boleh tertinggal sedikitpun, sehingga yang ada dalam hati hanyalah tujuan taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah .

Amalan ibadah seperti ini, tidak mungkin terlintas dalam angan-angan dan benak seseorang, kecuali bagi yang mencintai Allah (Mahabbatullah) dan memfokuskan tujuannya hanya untuk kebahagiaan akhirat. Tidak ada sisi ruang di dalam batinnya sedikitpun yang tersisa bagi rasa cinta pada dunia (Hubbuddunya).

Orang yang nafsunya dapat terkalahkan oleh Mahabbatullah dan kecintaan untuk memetik hasilnya di akhirat, akan senantiasa berbuat berdasarkan tujuan utama hidupnya, yakni untuk beribadah kepada Allah, hatta dalam perbuatannya sehari-hari.

Adapun orang-orang yang tidak memiliki sifat-sifat ini, jarang atau bahkan tertutup baginya pintu menuju ikhlas. Nafsunya pada dunia, harta, jabatan dan popularitas mengalahkan tujuan kepada Allah . Setiap perilaku dan tindakannya mengacu pada sifat tersebut, sehingga tidak akan murni amal ibadahnya.

Terapi Ikhlas akan dapat mencabut motif-motif yang dikendalikan oleh hawa nafsu.

Ikhlas menghilangkan keserakahan terhadap dunia dan mengendalikan hawa nafsu serta meluruskan tujuan perjalanan hidup seseorang. Untuk itu, marilah kita selalu berangkat dari rasa ikhlas semata karena Allah pada setiap langkah kita. Berapa banyak amal perbuatan di mana orang berat melakukannya, sekalipun ia percaya betul bahwa amalannya itu ikhlas karena Allah. Orang seperti ini pada dasarnya tertipu pada perasaannya sendiri, disebabkan tidak mengetahui sumber utama penyakit yang dapat menghancurkan setiap amal perbuatan.

Diceritakan, ada seorang ulama salaf yang selalu shalat di shaf terdepan. Suatu hari ia terlambat sehingga ia terpaksa shalat di shaf kedua. Di dalam benaknya terbersit rasa malu kepada jamaah yang lain (karena dia terlambat). Maka pada saat itulah ia menyadari bahwa sebenarnya kesenangan dan ketenangan hatinya ketika shalat di shaf terdepan adalah karena ingin dilihat orang lain.

Masalah ikhlas memang responsibel dan sulit, sehingga sedikit pula orang yang interes terhadapnya, kecuali mereka yang mendapat taufiq (pertolongan dan kemudahan) dari Allah . Sedangkan orang yang lalai akan masalah ikhlas ini senantiasa melihat pada nilai kebaikan yang pernah ia lakukan.

Padahal kebaikannya itu kelak di hari kiamat tidak akan bernilai apa-apa, bahkan berubah menjadi keburukan. Dan itulah orang yang dimaksudkan Allah dalam Firman-Nya : "Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum mereka perkirakan. Dan jelaslah bagi mereka keburukan apa yang pernah mereka perbuat..." (QS. Az-Zumar (39) : 47-48).

Dan Firman-Nya pula : "Katakanlah : Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya" (QS. Al-Kahfi : 103-104)

Beberapa Nasihat Ulama Salaf tentang Ikhlas Berkata Ya’qub : "Orang ikhlas adalah orang yang merahasiakan kebaikannya, sebagaimana ia merahasiakan keburukannnya"

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa pernah ditanyakan suatu perkara kepada Suhail : "Apakah yang paling berat bagi nafsu manusia?" Ia menjawab : "Ikhlas, sebab memang nafsu tidak pernah memiliki bagian dari ikhlas".Al-Fadhail berkata : "Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’, dan beramal karena manusia adalah syirik. Dan ikhlas adalah apabila Allah menyelamatkan kamu dari keduanya".

Pendapat lain mengatakan : "Berbuat ikhlas sesaat berarti keselamatan seabad, akan tetapi ikhlas itu berat".

Wallahu a’lam bis-showab


--------------------

SUMBER :

Al-Maroji’: Dinukil dari kitab Tazkiyatu An-Nufus wa Tarbiyatuha kama Yuqorriruhu ‘Ulama us Salaf

Tidak ada komentar: